Kolaborasi, Tantangan dan Etika dalam Peliputan Isu Lingkungan

LIPUTAN FAKTUAL

- Redaksi

Rabu, 18 September 2024 - 10:18 WIB

509 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Webinar Jurnalisme Lingkungan oleh LindungiHutan telah digelar pada 4-5 September 2024.

LindungiHutan telah menyelenggarakan webinar bertajuk “Jurnalisme Lingkungan” pada 4-5 September 2024. Dengan mengundang empat pembicara ahli yaitu Adi Ahdiat (Editor Databoks-Katadata), Miftah Faridl (Anggota Aliansi Jurnalis Independen Indonesia), Lusia Arumningtyas (Jurnalis Mongabay.co.id), dan Aditya Widya Putri (Editor Deduktif.id).

Dalam webinar, membahas berbagai tantangan yang dihadapi jurnalis dalam meliput isu-isu lingkungan, cara mengolah data menjadi informasi, hingga menjaga etika dalam peliputan.

Miftah Faridl dan Adi Hidayat menjadi pembicara di Webinar Jurnalisme Lingkungan.

Dimulai webinar hari pertama, Adi Ahdiat, memberikan pandangan mengenai peran data dalam dunia jurnalistik. Ia menjelaskan bahwa data memiliki peran sebagai informasi yang kemudian bisa digunakan untuk memahami suatu isu dan membantu dalam pengambilan keputusan. 

“Dalam praktik jurnalistik, data merupakan hal-hal yang terukur dan tercatat. Data digunakan untuk mengurangi ketidakpastian, serta bisa dipakai untuk menyusun informasi,” jelas Adi. 

Bagi Adi, penting untuk jurnalis dalam menyaring data dari berbagai sumber sehingga publik dapat memahami isu dengan lebih baik.

Baca Juga :  Cara Menghilangkan Ngantuk dengan Jari atau Pijatan

“Saat mencari data sekunder, kita harus menyisir banyak sumber. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah fokus mencari kata kunci yang diperlukan,” tambahnya.

Selanjutnya, Miftah Faridl, seorang jurnalis yang berfokus pada peliputan lingkungan, menyampaikan peran jurnalis sebagai penghubung antara publik dengan sumber isu. Tantangan terbesar menurut Miftah adalah membangun narasi yang relevan bagi publik luas. Narasi tersebut diharapkan bisa menarik perhatian dan kepedulian semua lapisan masyarakat, bukan hanya mereka yang terdampak langsung oleh isu lingkungan.

“Jurnalis bisa saja tidak berkaitan langsung dengan suatu lokasi atau ‘hot spot‘. Namun, mereka bisa berkolaborasi dengan masyarakat dan NGO, yang kemudian hasil liputannya ditayangkan kepada publik. Ini menjadi tantangan terberat bagi jurnalis dan NGO, yaitu bagaimana menarasikan apa yang terjadi di lapangan sehingga memiliki kedekatan isu dengan publik secara luas,” jelas Miftah. 

Aditya Putri dan Lusia Arumingtyas menjadi pembicara di Webinar Jurnalisme Lingkungan.

Dalam webinar hari kedua, Lusia Arumingtyas, Jurnalis Mongabay.co.id, menekankan pentingnya pendekatan kritis dalam jurnalisme. Menurut Lusia, jurnalis perlu mampu mempertanyakan setiap langkah dalam proses peliputan untuk memastikan bahwa berita yang dihasilkan benar-benar mewakili fakta di lapangan.

Baca Juga :  Rayakan Hari Pelanggan Nasional, Haus! Berikan Kejutan untuk WargaHaus

“Setelah melihat suatu hal atau kegelisahan, kita bisa me-metakannya dengan metode 5W1H (What, Why, When, Where, Who, dan How). Ketika menemukan sebuah ide, kita harus menjadi seorang yang kritis, dengan mempertanyakan ide kita sendiri,” ungkap Lusia. 

Aditya Putri, Editor Deduktif.id, menekankan penerapan etika dalam meliput isu-isu di lapangan.

“Memastikan masyarakat memperoleh informasi yang akurat dan netral. Sebagai jurnalis, kita juga harus memberikan ruang bagi pihak-pihak yang kurang mampu untuk menyuarakan pendapatnya,” ungkap Aditya. 

Ia menambahkan, “Jurnalis harus menghormati hak narasumber terkait informasi, serta menjaga kerahasiaan narasumber”. Menurutnya, menghormati etika jurnalistik adalah kunci dalam menjaga kepercayaan publik dan integritas jurnalis itu sendiri.

Melalui webinar ini, para jurnalis diharapkan mampu mengedukasi publik serta mendorong tindakan nyata untuk melindungi lingkungan. 

Press Release ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Kenapa Bisnis Anda Gagal Scale-Up? Ini 3 Masalah Operasional yang Harus Diatasi
Suntik KB 3 Bulan Tapi Tidak Menstruasi Apakah Bisa Hamil?
Dorong Inovasi AI di Bidang Kesehatan, Maxy Academy Hadirkan Donny Witono dalam Maxy Talks
Cara Naikkan Omzet dan Scale Up Bisnis UMKM
Apresiasi Kolaborasi INOTEK, Sampoerna dan BRIN, Sandiaga Uno Minta UMKM Manfaatkan Peluang Ekonomi Digital
Mengenal Selaput Dara, Bagian dari Organ Reproduksi
Musikala Mengubah Fobia Menjadi Karya Single Perdana
Rekomendasi Tas Multifungsi, Tas Dengan Berbagai Cara Pemakaian!

Berita Terkait

Minggu, 20 Oktober 2024 - 08:00 WIB

Kenapa Bisnis Anda Gagal Scale-Up? Ini 3 Masalah Operasional yang Harus Diatasi

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 22:09 WIB

Suntik KB 3 Bulan Tapi Tidak Menstruasi Apakah Bisa Hamil?

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 21:00 WIB

Dorong Inovasi AI di Bidang Kesehatan, Maxy Academy Hadirkan Donny Witono dalam Maxy Talks

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 08:00 WIB

Cara Naikkan Omzet dan Scale Up Bisnis UMKM

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 07:30 WIB

Apresiasi Kolaborasi INOTEK, Sampoerna dan BRIN, Sandiaga Uno Minta UMKM Manfaatkan Peluang Ekonomi Digital

Jumat, 18 Oktober 2024 - 10:00 WIB

Musikala Mengubah Fobia Menjadi Karya Single Perdana

Jumat, 18 Oktober 2024 - 10:00 WIB

Rekomendasi Tas Multifungsi, Tas Dengan Berbagai Cara Pemakaian!

Jumat, 18 Oktober 2024 - 09:00 WIB

CEO BlackRock: Bitcoin Bakal Tumbuh Pesat, Siapa Pun Presiden AS Terpilih

Berita Terbaru

Bisnis

Suntik KB 3 Bulan Tapi Tidak Menstruasi Apakah Bisa Hamil?

Sabtu, 19 Okt 2024 - 22:09 WIB

Bisnis

Cara Naikkan Omzet dan Scale Up Bisnis UMKM

Sabtu, 19 Okt 2024 - 08:00 WIB